Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara
internal maupun eksternal. Pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal
dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup. Pengetahuan secara eksternal
yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak
tentang gizi bertambah (Solihin 2005).
Pengetahuan
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
- Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk pengetahuan ini adalah bahan yang dipelajari/rangsang yang diterima.
- Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar.
- Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil). Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks lain.
- Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam kaitannya suatu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.
- Sintesis (Synthesis) Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang ada.
- Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan penelitian terhadap suatu obyek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengetahuan
seseorang sangat penting dalam membentuk sikap. Menurut Notoatmodjo (2003) sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Sikap
akan mempengaruhi terbentuknya praktik seseorang. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya praktik dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern
yang mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah
rangsangan dari luar; dan faktor ekstern yang mencakup lingkungan sekitar baik
fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan, dan
sebagainya (Notoatmodjo 2003).
Melalui
penanaman pengetahuan diharapkan pengetahuan tersebut dapat membentuk sikap
yang baik dan pada akhirnya akan memengaruhi praktik atau perilaku yang baik
pula. Menurut Green (1980) dalam
Notoatmodjo (2012a) kesehatan seseorang dipengaruhi oleh
dua faktor pokok, yakni faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes).
Selanjutnya perilaku itu sendri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yaitu:
- Faktor-faktor predisposisi (predisposision factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai dan sebagainya.
- Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, jamban dan sebagainya.
- Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
No comments:
Post a Comment